LigaNusantara.com – Tunggal putra asal Cimahi, Jawa Barat tersebut sekali lagi membuktikan bahwa kemenangannya atas Viktor Axelsen di perempat final sebelumnya, bukan sekadar kebetulan semata.
Hari ini, di babak semifinal yang bergulir di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Sabtu (16/3/2024), Ginting sukses menjawab keraguan publik.
Pemain jebolan PB. SGS PLN Bandung sukses mengatasi perlawanan rising star Prancis, Christo Popov, dalam pertarungan tiga gim berkelas.
Walau diawali momen tertikung tajam saat poin krusial karena kesalahan sendiri pada akhir gim pertama, mental Ginting tidak menciut.
Dia berhasil mempertahankan fokusnya, memberi pelajaran mahal kepada Popov lewat teknik-teknik kelas dunia yang sering mengundang decak kagum publik di Arena Birmingham.
Sering kali, deception dari Ginting membuahkan hasil karena tak disangka-sangka arah datangnya oleh Popov.
Ginting menang lewat pertarungan tiga gim dengan skor 19-21, 21-5, 21-11.
Kemenangan ini membawa Ginting selangkah lebih dekat untuk menjadi juara All England, salah satu pencapaian paling penting bagi pebulu tangkis.
All England Open merupakan turnamen bulu tangkis bersejarah sekaligus prestisius. Sebelum ada Kejuaraan Dunia, juara All England dianggap sebagai juara dunia di jagat tepok bulu.
Kelolosan Ginting ke final makin bernilai karena dia menyudahi penantian panjang tunggal putra Indonesia ke final All England Open setelah lebih dari dua dekade.
Terakhir kali tunggal putra Indonesia punya wakil di All England adalah pada edisi 2002 silam alias sudah 22 tahun lamanya.
Wakil terakhir itu adalah Budi Santoso yang kala itu berhasil mencapai final All England Open 2002 dengan mengandaskan Lin Dan (China) yang masih belia.
Sayangnya, kala itu Budi Santoso harus puas jadi runner-up setelah pada final dia kalah melawan wakil China lainnya, Chen Hong.
Adapun untuk Ginting, peluangnya untuk meraih prestasi lebih baik masih terbuka.
Jika ditelisik lebih jauh, Indonesia bahkan belum pernah menjadi juara All England di tunggal putra sejak Hariyanto Arbi pada 1994. Tiga puluh tahun.
Apabila menjadi juara, Ginting sekaligus melampaui prestasi senior sekaligus mentornya sendiri di SGS PLN yaitu Taufik Hidayat.
Di antara deretan medali emas Olimpiade, Kejuaraan Dunia, Asian Games, Kejuaraan Asia, hingga Thomas Cup, Taufik tidak berhasil membawa pulang trofi All England Open ke dalam koleksinya.
Taufik sejatinya menembus final All England lebih cepat daripada Ginting.
Di usia 18 tahun Taufik sudah membuat sensasi dengan tampil di final All England Open 1999. Tahun berikutnya dia kembali tampil di final tetapi kembali harus puas menjadi runner-up.
Ginting bukan satu-satunya pemain Indonesia yang berpeluang melampaui Taufik dalam urusan meraih gelar juara di All England.
Perang saudara di final tunggal putra All England Open 2024 masih terbuka karena satu spot lainnya akan turut diperebutkan Jonatan Christie.
Jonatan akan melawan Lakshya Sen (India).